Mengapa Lampu LED ?
Tahukah Anda tentang lampu LED? Ketika Anda
menyalakan televisi, komputer, pengeras suara (speaker), hard disk eksternal, proyektor LCD, maupun perangkat elektronik lainnya, sebuah lampu
kecil akan menyala sebagai indikator bahwa perangkat tersebut sedang dalam
proses kerja. Lampu yang umumnya bewarna merah atau kuning tersebut dalam dunia
teknik dikenal dengan nama Light Emitting Diode atau yang kita kenal dengan
singkatan sehari-hari sebagai LED.
Secara sederhana, LED didefinisikan sebagai salah satu semikonduktor yang mengubah energi listrik menjadi cahaya. LED merupakan perangkat keras dan padat (solid-state component) sehingga unggul dalam hal ketahanan (durability). LED banyak digunakan dalam perangkat elektronik karena ukurannya yang mini dan praktis, serta konsumsi dayanya yang relatif rendah. Usia yang sangat panjang, lebih dari 10 ribu jam, menambah keunggulannya. Sayangnya, suhu lingkungan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan elektrik pada LED itu sendiri. Selain itu, harga per lumen (satuan cahaya) yang lebih tinggi membuat masyarakat memilih cara penerangan biasa dengan lampu pijar maupun neon yang lebih murah.
Secara sederhana, LED didefinisikan sebagai salah satu semikonduktor yang mengubah energi listrik menjadi cahaya. LED merupakan perangkat keras dan padat (solid-state component) sehingga unggul dalam hal ketahanan (durability). LED banyak digunakan dalam perangkat elektronik karena ukurannya yang mini dan praktis, serta konsumsi dayanya yang relatif rendah. Usia yang sangat panjang, lebih dari 10 ribu jam, menambah keunggulannya. Sayangnya, suhu lingkungan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan elektrik pada LED itu sendiri. Selain itu, harga per lumen (satuan cahaya) yang lebih tinggi membuat masyarakat memilih cara penerangan biasa dengan lampu pijar maupun neon yang lebih murah.
Lampu pijar (incandescent lamp) menggunakan filamen tipis di dalam
bola kaca yang hampa udara. Arus listrik mengalir dan memanaskan filamen. Pada
suhu yang sangat tinggi, cahaya akan berpijar pada filamen tersebut. Apabila
bohlam bocor dan oksigen menyentuh filamen panas, reaksi secara kimia akan
terjadi sehingga lampu rusak dan tidak dapat digunakan lagi.
Bohlam pijar masih banyak digunakan di Indonesia terutama di kota-kota kecil sebab harganya yang paling murah di antara jenis lampu lain khususnya yang berbahan gas. Pada proses pencahayaannya, lebih dari 90% energi yang dihasilkan berupa inframerah dan panas. Selain itu, usianya yang hanya 1.000 jam sangat pendek dibandingkan dengan lampu lain yang lebih efisien.
Selain pijar, jenis lampu yang banyak digunakan pada masa kini adalah lampu dengan bahan gas, umumnya neon (fluorescent lamp). Lampu ini memerlukan uap merkuri untuk menghasilkan sinar ultraungu (UV light). Sinar ini kemudian diserap oleh fosfor yang melapisi bagian dalam kaca sehingga cahaya akan berpendar. Panas yang dihasilkan lampu ini lebih sedikit daripada lampu pijar tetapi masih ada energi yang hilang saat memproses sinar ultraungu menjadi cahaya yang kasat mata.
Di antara berbagai jenis lampu, lampu neon termasuk kategori lampu hemat energi dan banyak dipakai di perumahan dan perindustrian. Lampu neon dapat berusia 10 ribu jam, sepuluh kali usia lampu pijar. Namun dampaknya bagi lingkungan, kedua jenis lampu ini cukup berbahaya. Lampu pijar sangat boros dalam efisiensi energi dan cahayanya tidak cukup terang, sehingga di negara-negara maju lampu ini sudah jarang dipakai lagi. Kandungan merkuri pada lampu neon pun tidak baik bagi kesehatan manusia maupun lingkungan. Tingkat efisiensi energi yang rendah membawa pengaruh bagi pemanasan global.
Bohlam pijar masih banyak digunakan di Indonesia terutama di kota-kota kecil sebab harganya yang paling murah di antara jenis lampu lain khususnya yang berbahan gas. Pada proses pencahayaannya, lebih dari 90% energi yang dihasilkan berupa inframerah dan panas. Selain itu, usianya yang hanya 1.000 jam sangat pendek dibandingkan dengan lampu lain yang lebih efisien.
Selain pijar, jenis lampu yang banyak digunakan pada masa kini adalah lampu dengan bahan gas, umumnya neon (fluorescent lamp). Lampu ini memerlukan uap merkuri untuk menghasilkan sinar ultraungu (UV light). Sinar ini kemudian diserap oleh fosfor yang melapisi bagian dalam kaca sehingga cahaya akan berpendar. Panas yang dihasilkan lampu ini lebih sedikit daripada lampu pijar tetapi masih ada energi yang hilang saat memproses sinar ultraungu menjadi cahaya yang kasat mata.
Di antara berbagai jenis lampu, lampu neon termasuk kategori lampu hemat energi dan banyak dipakai di perumahan dan perindustrian. Lampu neon dapat berusia 10 ribu jam, sepuluh kali usia lampu pijar. Namun dampaknya bagi lingkungan, kedua jenis lampu ini cukup berbahaya. Lampu pijar sangat boros dalam efisiensi energi dan cahayanya tidak cukup terang, sehingga di negara-negara maju lampu ini sudah jarang dipakai lagi. Kandungan merkuri pada lampu neon pun tidak baik bagi kesehatan manusia maupun lingkungan. Tingkat efisiensi energi yang rendah membawa pengaruh bagi pemanasan global.
Post a Comment